Sabtu, 18 Desember 2010

MANAJEMEN PENDIDIKAN

MENEJEMEN PENDIDIKAN
RUANG LINGKUP MANAJENMEN PENDIDIKAN
( KURIKULUM, KESEISWAAN, DAN PERSONALIA )
                                                               MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Matakuliah Manajemen Pendidika
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010


I. POKOK BAHASAN
  1. Manajemen kurikulum
  2. Manajemen Personalia
  3. Manajemen kesiswaan.
II. PEMBAHASAN
A. Manajemen kurikulum
1. Pengertian kurikulum.
Kata kurikulum berasal dari bahasa latin  currere, secara harfiyah berarti lapangan perlombaan lari.  Lapangan tersebut ada batas staert dan ada batas finish. Dalam lapangan pendidikan pengertian kurikulum tersebut apabila di korelasikan dengan pemaknaan si atas berarti bahwa dalam hal ini bahan belajar sudah di tentukan secara pasti, dari mana di ajarkan dan di akhiri, dan bagaimana untuk menguasai bahan agar  dapat menyelesaikan pelajaran atau tujuan yang ingin di capai [1].
Dengan demikian kurikulum itu merupakan program pendidikan bukannya program pengajaran, yakni program yang di rencanakan, di programkan dan di rancangkan yang berisi bahan ajar dan pengalaman belajar baik dari waktu yang lalu maupun waktu yang akan datang. Berbagai bahan tersebut di rencanakan secara sistematis, artinya di rencanakan dengan memperhatikan keterlibatan berbagai faktor pendidikan secara harmonis. Berbagai bahan ajar yang di rancang  tersebut harus sesuai dengan norma-norma  yang berlaku, Yaitu sesuai dengan pancasila, UUD 45, GBHN, UUD SISDIKNAS, PP NO 27 dan 30, adat istiadat dan sebagainya. Sehingga dengan kesesuaian tersebut program yang ada akan dapat di jadikan pedoman tenaga pendidik maupun peserta didik dalam pelaksanan proses belajar mengajar.
Sucipto dan raflis (1994: 142) mengemukakan, kurikulum dapat di artikan secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, kurikulum di artikan sebagai sejumlah nata peljran yang di berikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua  pengalaman belajar yang di berikan sekolah kepada siswa selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas ini berarti segala usaha sekolah untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam upaya menghasilkan lulusan yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tercakup dalam pengertian kurikulum[2].
Jadi yang di namakan kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahn ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, di rencanakan dan di rancangkan secara sistematis atas dasar norma-norma yang berlaku yang di jadikan pedoman dalam proes pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
2. Tujuan kurikulum.
Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin di capai. Segala sesuattu ini dapat berupa benda konkret baik yang berupa barang maupun tempat, atau barang yang sifatnya abstrak, misalnya cita-cita yang mungkin dapat berupa kedudukan atau pangkat jabatan maupun sifat-sifat luhur. Sedangkan cara penyampaiannya, ada yang hanya dengan kegiatan fisik, namun ada pula yang di realisasikan dengan cara membuat sencana dulu, di programkan, mencari dana, baru mengerahkan tenaga baik phisik maupun psikis.
Seorang ahli manajemen yang bernama john. D Mc neil (1977) mengungkapkan beberapa jenis konsepsi tujuan kurikulum yang satu dengan yang lainnya berbeda. Menurutnya tujuan kurikulum dalam hal ini terbagi menjadi empat macam sebagai berikut :
a.   Konsepsi kurikulum humanistik, tujuannya mengutamakan perkembangan kesadaran pribadi ( increased personal awwarness ) untuk pencapaian aktualitas diri.
b.  Konsepsi kurikulum rekontruksi sosial, tujuannya untuk mrnyiapkan peserta didik agar dapat menghadapi berbagai perubahan yang ada dalam masyarakat pada masa yang akan datang dan sekaligus mampu untuk menyesuaikannya.
c.   Konsep kurikulum teknologi, tujuannya terutama pada pengembangan hasil pendidikan yang  dapat di tiru.
d.  Konsep kurikulum subjek akademik, tujuannya terutama untuk melatih pola pikjir. [3]
3. Unsur-unsur definisi kurikulum.
a.   Seperangkat rencana.
Seperangkat rencana artinya bahwa di dalam kurikulum itu berisikan berbagai rencana yang berhubungan dengan proses belajar. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang di rencanakan sebelumnya dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi ( fleksibel ).
b.  Pengaturan isi dan bahan pelajaran.
Isi dan bahan pelajaran perlu di atur sedemikian rupa demi kemudahan dalam prose belajar mengajar. Bahan pelajaran ada yang di konsep dan di atur dari pusat ( kurnas) dan ada pula yang bersumber dari daerah setempat
( kurmulok), yang keduanya saling mengisi dan saling  melengkapi.
c.   Pengaturan cara yang di gunakan.
Delevery system  atau cara mengajar yang di gunakan ada beberapa macam, misalnya ceramah, diskusi, demontrasi, inquiri, recitasi, membuat laporan dan sebagainya.
d.  Pedoman kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar suatu pembelajaran akan berhasil jika di dalamnya ada pedoman pembelajaran sebagai bahan rujukan. Satu pedoman ini di upayakan agar dalam pencapaian nanati terjadi kesinambungan dan korelasi antar berbagai bidang. Namun pada  pelaksanaan yang ada,  pedoman kegiatan belajar mengajar walaupun pada kenyataanya ada pedoman satu kurikulum tertulis yang di susun oleh satu kelompok kerja yang terdiri atas berbagai bidang study, kalau satu kurikulum tersebut ada di tangan tiga orang guru, maka terjadi 3 macam bentuk  kurikulum yang di berikan,  begitu juga selanjutnya[4]
4. Prinsip-prinsip kurikulum.
Prinsip umum.
a)      Prinsip relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus di miliki kurikulum., yaitu relevansi keluar dan relevansi ke dalam itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya tujuan, isi dan proses belajar yang di selenggarakan dan tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntunan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
Kurikulum juga  harus memilki relevansi  ke dalam artinya ada kesesuaian  antara komponen kurikulm, yang meliputi kesesuaian yang terjadi pada tujuan, isi, prosesc penyampaian dan penilaian.
b)      Prinsip fleksibelitas.
Kurikulum hendaknya bersifat lentur dan fleksibel. Sehingga kurikulum tersebut dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang.
c)      Prinsip kontinuitas.
Prinsip ini di sebut juga prinsip kesinambungan. Prinsip ini menuntut adanya perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti. Oleh karena itu  pengalaman belajar yang disedikan kurikulum seyogyanya di sajikan secara berkesinambungan antara satu tingkatan kelas dengan tingkatan kelas yang lain.
d)      Prinsip praktis tau efisiensi.
Praktis berartimudah di lakukan, menggunakan alat sederhana dan biaya murah. Sebagus apapun rencana kurikulum yang telah di buat kalaupun itu terlalu menuntut kehlian-keahlian yang sangat kusus dan sangat mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar di laksanakan.
e)      Prinsip efektifitas
Meskipun kurikulum tersebut harus murah, sederhana  namun jangan sampai face back yang di capai tidak bisa memuaskan. Kalau bisa, kurikulum memakai biaya murah namun hasilnya dapat di tingkatkan sedemikian rupa.
Prinsip kusus.
Secara kusus kurikulum pada dasarnya berintikan empat prinsip utama, yakni :
1.      prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidian.
2.      prinsip yang berkenaan pemilihan isi pendidikan.
3.      prinsip yang berkenaan proses belajar mengajar
4.      prinsip yang berkenaan alat dan media belajar mengajar
5.      prinsip yang berkenaan kegiatan dan penilaian[5]
B.  Manajemen personalia
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan merupakan langkah untuk meningkatkan produtifitas dan prestasi kerja yang ada dalam sebuah lembaga pendidikan. Dalam hal ini peningkatan produktifitas  dan prestasi kerja dapat di lakukan dengan peningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan tehnik manajemen personalia modern.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasl yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus di laksanakan piminan adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotifasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posis dan standar perilaku, memaksimalkan perkebangan karier tenaga kependidikan, dan menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
Menejemen tenaga kependidikan ( guru dan personil) mencakup perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian pegawai. Semua itu perlu di lakukan dengan baik dan benar agar apa yang di harapkan dapat tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang di peelukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas[6].
Perencanan pegawai merupakan kegiatan untuk mnentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif untuk sekarang ataupun masa yang akan datang. Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan nfomasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus di lakukan dalam organisasi.kerena itu sebelum menyusun rencana, perlu di lakukan analisis pekerjaan ( job analisis ) dan analisis jabatan untuk memperoleh diskripsi pekerjaan ( gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus di laksankn ). Infofmasi ini sangat penting dan sangat membantu dalam menentukan jumlah pegawai yang di perlukan, dan judga untuk menghasilkan spesifikas pekerjaan ( job spesification). Spesifiasi jabatan ini memberi gambaran tentang kualitas minimum pegawai yang dapat doi terima dan yang perlu untuk  melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya.
Demikian juga penjelasan-penjelasan yang lain terkait tentang peningkatan manajemen kependidikan yang perlu mendapat perhatian tersendiridalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan.

Dalam sebuah buku yang di kutip dari  karangan dr. rohayati, Mpd. Di jelaskan bahwa manajemen personalia  itu erat hubungannya dengan manajemen kepegawaian atau departemen personalia. Manajemen sumber daya manusia pendidikan mencoba untuk memelajari bagaimana peran bagian kepegawaian atau departemen personalia dalam pengelolaan sumberdaya manusia sehubungan dengan telah berkembangnya profesi kependidikan yang di dukung oleh undang-undang guru dan dosen noor 14 tahun 2005, peraturan peerintah republik indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang badan standar nasional pendidikan , peraturan mentri nomor 24 tahun 2005 tentang pelaksanaan standar isi ran standar kelulusan dan beberapa peraturan lainnya yang di atur demi memperbaiki mutu pendidikan yang ada.[7].    
C. Manajemen kesiswaan.
Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah kesiswaan di sekolah. Tujuan manajemen kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi : perencanaan siswa atau murid  baru , pembinaan siswa dan kelulusan.
Penerimaan siswa merupakan proses pealyanan dan pencatatan siswa baru, setelah melalui seleksi masuk siswa baru dengan persyaratan yang telah di tentukan. Dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan yang di lakukan seperti : penetapan daya tampung, penetapan persyaratan siswa yang akan di terima, dan pembentukan panitia penerimaan seswa baru.
Pembinaan siswa adalah pemberian pelayanan siswa di sekolah baik pada jam pelajaran sekolah maupun  di luar jam pelajaran sekolah. Pembinaan yang di lakukan kepada siswa adalah agar siswa menyadari posisi dirinya  sebagai pelajar dan dapat menyadari tugasnya secara baik. Beberapa hal yang di lakukan dalam pembinaan siswa di antaranya : memberikan orientasi kepada siswa baru, mencatat kehadiran siwa, mencatat prestaei dan kegiatan siswa, membina disiplin siswa dan membina siswa yang tamat belajar[8].
Dengan demikian adanya Manajemen kesiswaan di atas merupakan salah upaya dari pihak pengelola yang  dalam hal ini pihak lembaga yang terkait untuk memberikan pelayanan yang baik demi terciptanya kondisi proses belajar mengajar  dengan orientasi perwujudan terhadap visi dan misinya.
III. PENUTUP.
Demikian tadi pemaparan makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari bahwa makalah tersebut  sudah barangtentu masih jauh dari sempurna . maka dari itu kritik dan saran yang membagun dari pembaca selalu kami nantikan demi terwujudnya makalah yang lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA
Dakir, Perencanan Dan Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta : PT Renika Cipta, 2004
Mulyasa, E,  Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi Dan Implementasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2007
H Sukmadinata,  Nanas Yoodi, Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2002
Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar Dan Praktik Bandung : PT Refika Adi Tama , 2009



[1] Prof. Drs. H. Dakir, Perencanan Dan Pengembangan Kurikulum, ( Yogyakarta : PT Renika Cipta, 2004 ) hlm 2-3
[2] Rohiat,M.Pd. Manajemen Sekolah Teori Dasar Dan Praktik  ( Bandung : PT Refika Adi Tama , 2009 ) hlm 26

[3] Ibid hlm 23.                                          
[4] Ibid 3-6.
[5] Prof. Dr. Nanas Yoodi H Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2002 ), hlm. 150-152.
[6] Dr. E Mulyasa M.Pd , Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi Dan Implementasi, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2007 ) hlm 42.
[7] Rohiat,M.Pd,  Manajemen Sekolah Teori Dasar Dan Praktik  ( Bandung : PT Refika Adi Tama , 2009 ) hlm 26
[8] Ibid .

1 komentar: