Sepahit rasa jamu
Sepanas aura api
Berulang kali di ajukan permintaan itu
Tak ada simpati pun yang dapat di nanti
Penantian panjang sekumpulan manusia
Menuntuk hak yang di milkinya
Terik matahari bagi mereka
Seolah bagai ac yang nyaman di rasa
Tapi mungkinkah ini
Di rasa dan di raba
Oleh si dia pembawa suara
Dengan dalih kesejahteraan dan janji-janji saja
Kapankah ini berahir
Berahir tanpa lukka
Sesuap nasi yang mahal
Ibarat pengorbanan jiwa dan raga
Yang di sana wahai punggawa bangsa
Wahai pemimpin bangsa
Janjimu adalah hutang
Sampai kapanpun adalah milik mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar