Jumat, 18 Februari 2011

Semangat Muda

Dalam sebuah kesempatan tertentu seseorang perlu evaluasi diri dan berimajinasi. Ya perlu evaluasi dan imajinasi. Keduanya ibarat baju yang selalu harus ada pada diri ini. Melekat dan terpakai dimanapun berada. Sehingga keberadaannya adalah untuk menutupi kulit dan aurat, merlindungi cuaca, serta dapat di jadikan sebagai alat untuk memperindah tubuh ini.  

Evaluasi adalah usaha seseorang dalam menilai dirinya. Dapat di tafsirkan pula sebagai sebuah usaha seseorang untuk menaksir dan menilai tingkatan usaha yang telah di lakukan dengan hasil yang di capai. Apakah dia sudah baik atau belum. Apakah sudak berhasil atau belum. Itulah yang di namakan evaluasai.

Sedangkan imajinasi bisa di artikan sebagai sebuah angan. Bisa juga itu di tafsirkan sebagai sebuah mimpi, namun mimpi yang ada dalam keadaan sadar.  Imajinasi memang hanyalah sebuah angan.. Meskipun imajinasi ini hanya berupa mimpi, namun yang terpenting adalah apabila imajinasi tersebut  di ikuti dengan sebuah niat untuk merealisasikannya. Yakni imajinasi yang di ikuti dengan sebuah usaha untuk mewujdkan imajinasi tersebut. Itulah yang di namakan imajinasi hebat.

Berimajinasi sesungguhnya bukanlah sekedar mengekspresikan mimpi dalam sebuah lamunan. Imajinasi yang sesungguhnya adalah sebuah imajinasi yang dapat menghantarkan seorang individu agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga imajinasi yang di lamunkan itu tidak  berupa lamunan tak berarti dan tanpa arti. Tetapi dari lamunan imajinasi itulah segala potensi diri seseorang akan di aktualisasikan dalam kehidupan nyata.
 
Manusia bukanlah sejenis malaikat. Dia sama seperti sebuah mesin.  Bisa lelah atau rusak jika di paksakan pemakaiannya. Demikian juga manusia, perlu istirahat ketika telah selesai melakukan sebuah aktivitas dan rutinitas pekerjaannya. Sesekali rutinitas yang di jalaninya harus ada jedanya. Waktu jeda itulah yang selanjutnya harus mendapatkan perhatian agar tidak terbuang percuma.

Waktu-waktu istirahat adalah waktu yang baik untuk evaluasai dan berimajinasi. Entah itu ketika di malam hari menjelang waktu tidur, waktu liburan, waktu berkumpul dengan keluarga ataupun pada moment baik yang lain. Waktu ini sangat tepat sekali untuk menenangkan kembali kondisi jiwa dan merefres kondisi tubuh agar kembali stabil. Setelah berjam-jam dan seharian beraktivitas lalu bersantai ria saat itulah evaluasi dan imajinasi perlu mengendap dalam jiwa raga ini. Keduanya harus dapat bersinergi. Sehingga dapat di ketahui seberapa besar prestasi yang telah tercapai dan apa kekurangannya.

Evaluasai dan imajinasi dalam hal ini sangatlah penting. Karena keduanya  merupakan ruh dari eksistensi diri yang sesungguhnya. Namun tahukah kamu dari mana keduanya muncul.

Perlu kita tahu bahwa dalam ilmu psikologi ada salah satu bentuk  aktivitas tubuh yang tak terlihat. Dia dapat di amati manakala sudah di aktualisasikan dalam tindakan konkret. Itulah yang di sebut dengan pikiran.

Orang dapat sukses tergantung bagaimana dia membentuk sebuah pemikiran atau gagasan. Seorang einstin dapat di kenal oleh ilmuan pada umumnya dan para pecinta ilmu fisika pada khususnya di penjuru belahan dunia di karena kebatannya dalam berfikir. Dia adalah seorang yang tidak lulus sekolah menengah namun cerdas. Itulah salah satu contoh efek kekuatan pikiran. Dan di akui ataupun tidak Inilah hebatnya berfikir.

Apa yang di pikirkan seseorang itulah eksistensi dirinya. Segala ucapan dan tingkah laku seseorang pasti tidak luput dari bagaimana seseorang tersebut berfikir. Baik itu ucapan maupun tindakan seseorang tidak lain dan tidak bukan pasti ada keterkaitannya dengan cara berpikir dan cara pandang seseorang.

Cara pandang yang baik adalah pandangan yang matang. Yakni sebuah cara pandang yang di landasi dengan pandangan obyektif terhadap semua realitas yang ada. Dari cara pandang yang matang ini seseorang akan mampu membawa dirinya dimana dan kapanpun berada. Sehingga pandangan hidup dan idealisme diri tumbuh dan berkembang secara baik, ideal dan berbobot.

Ada salah satu pepatah yang amat menarik berkenaan dengan cara pandang dan cara berpikir seseorang. Slogan atau pepatah jawa mengatakan “ Bisoho Rumongso, Tapi Ijo Sepisan Pisan Rumongso Biso”. Menjadi orang itu hendaklah menjadi tipe “Orang yang bisa merasa, tetapi jangan sekali-kali menjadi orang yang termasuk golongan tipe orang yang merasa sudah bisa”. 

Singkat namun berbobot. Inilah falsafah nenek moyang kita. Dan itulah cara pandang yang telah di akui khalayak akan nilai filosofinya. Banyak orang-orang besar dalam hal ini dengan segala latar belakang mereka telah menerapkan slogan tersebut.

Benar sekali, jika beleh di komentari, slogan tersebut dapat di ibaratkan sebagai rumus paten dalam hidup. Artinya slogan itu dalam hidup dan kehidupan hendaknya harus selalu di jadikan tolok ukur seberapa jauh kuantitas dan kualitas usaha yang di lakukan. Yakni tolok ukur tentang bagaimana seseorang mempunyai kesadaran diri terhadap apa yang di cita-citakan dengan usaha yang harus di lakukan. Inilah cara pandang yang harus ada dalam benak setiap orang. Cara berpikir yang harus tertanam dalam-dalam bagi siapapun yang menginginkan cita-cita hidupnya dapat tercapai.

Jika melihat sekilas tentang falsafah di atas maka dapat di ungkap bahwa salah satu esensi falsafah tersebut adalah adanya tuntutan agar setiap orang bersemangat. Orang harus menanamkan cara pandak dan pemikiran yang konsatruktif. Misalnya saja semangat berpikir, semangat bekerja, dan yang terahir semangat bertawakkal kepada yang maha kuasa. Inilah semangat yang di sebut-sebut oleh beberapa orang sebagai semangat muda.

Cara pandang semangat muda seperti inilah perlu di sosialisasikan kepada semua orang. Karena saat ini tantangan hidup lebih keras dan kompleks. Persaingan hidup kian hari kian panas.  

Semangat muda ialah semangat yang muncul karena adanya motivasi yang kuat. Memang biasanya semangat seperti inilah semangat yang mendarahdaging dalam jiwa kawula muda. Karena secara biologis, kawula muda masih mempunyai kesempatan yang selebar-lebarnya untuk berkarya. Dan karena memang sepak terjang kaum muda lebih luas. Entah itu dari segi umur yang masih panjang, kesempatan yang masih terbuka lebar, kesehatan yang bagus dan integritas yang baik.

Perlu di perhatikan bahwa, tidak berarti semangat muda ini pasti di miliki oleh insan muda.  Semangat muda ada kalanya itu timbul dari dua sisi atau hanya satu sisi atau bahkan tidak sama sekali.

Semangat dua sisi artinya sebuah semangat yang di timbulkan dari segi jenjang umur dan kualitas jiwa kepemudaannya. Apabila semangat itu di timbulkan oleh anak muda dan di barengi dengan kualitas semangat yang baik, maka itulah termasuk sebagai jenis semangat muda dua sisi.

Semangat ini biasanya terilhami oleh motivasi yang baik dari dalam jiwa. Kawula muda seperti ini melakukan aktivitas mereka tidak sekedar mengisi waktu luang. Beraktivitas tidak hanya sekedar aktivitas. Tidak hanya sekedar karena gengsi dengan orang-orang kaya atau karena cemoohan. Tidak semata-mata di karenakan oleh sebuah tawaran duniawi yang pragmatis, instan, dan tanpa makna. Namun kesemuaan dari gerak gerik, ucapan, tindakan dan langkah hidup di dasarkan oleh adanya semangat esensi kepemudaan yang sesungguhnya. Sehingga mereka tidak akan mudah terombang ambing oleh iming-iming materialistik atupun benda keduniaan lain. Apalagi terlena oleh iming-iming yang tak seberapa jumlahnya.  mereka akan fokus pada esensi semangat muda, tidak yang lainnya. Sehingga yang menjadi pegangan adalah adanya rasa tanggung jwab, kebersamaan, perjuangan, pengabdian masyarakat, dan dedikasi mereka kepada agama, bangsa dan negara.  

Lihat saja dalam buku jejak seratus satu tokoh islam di indonesia. Buku yang di tulis oleh saudara baduatul roziqin, badiatul muchlisin asti, dan djunaidi abdul manaf itu sangat apik untuk di simak. Mereka bertiga mengungkap dalam buku yang di tulisnya mengenai jejak orang orang hebat yang memilki semangat muda tinggi. Orang-rang yang di ceritakan mereka bertiga adalah mereka adalah tokoh tokoh ummat. Yakni seseorang yang dulu merupakan tipe orang yang mempunyai jiwa semangat kepemudaan yang tinggi. Mereka mau berubah sekaligus mau mengubah tatanan kehidupan yang semestinya di benahi. Orang-orang yang mau berjuang.

Di antara tokoh tersebut antara lain ahmad tohari, sang sastrawa, intelektual, sekaligus tokoh agama yang sangat sederhana dalam hidup. K.H Syahal mahfudz, seorang kiyai yang cerdas yang pernah menjabat sebagai ketua MUI tahun periode 2000-2005. tidak itu saja, beliau juga seorang yang ahli menulis. Di antara tulisannya yang kontemporer adalah thariqat al hushul ila ghayah al ushul, al bayan al-milamma an alfaz al-luma, nuansa fiqih sosial dan lain sebagainya. beliau juga di di nobatkan sebagai Rektor institut islam NU di jepara. Dan masih banyak lagi orang-orang hebat karena memegang falsafah hidup semangat kepemudaan.  

Sedangkan semangat muda satu sisi adalah semangat muda yang ada dalam diri seseorang, namun bukan merupakan kesatuan dari unsur semangat muda yang di maksud. Semangat seperti ini meliputi, dua konsepsi. Yakni  kawula muda yang tidak memilki semangat, hanya umurnya saja yang muda dan seorang yang sudah tua tetapi baru mempunyai semangat jiwa muda.

Untuk anak muda yang tidak memilki semangat kepemudaan dapat di ibarat sebagaimana halnya sebuah kereta tanpa penumpang. Kereta yang tanpa penumpang pasti tidak berpenghasilan. Jika konsep seperti ini ada dalam jiwa seorang pebisnis misalnya, maka dapat di pastikan dia akn mengalami kerugian dan gulung tikar. Sudah barang tentu tidak mungkin ada pendapatannya. Karena bagaimanapun jalan tidaknya sebuah kereta harus di kondekturi oleh seorang masinis. Sedangkan jika seorang masinis itu tidak mungkin mau menjalankan tugasnya sebagai pengemudi kereta kecuali ada gajinya. Sedangkan gaji itu sendiri pendapatannya adalah dari penarikan uang yang di peroleh dari  pembayaran setiap penumpang. Jika kereta berjalan tanpa penumpang dalam arti hanya membawa gerbong saja, maka akan terjadi kerugian.

Begitu juga kaum muda yang masih terbuka lebar kesempatan untuk meraih cita-citanya, apabila waktu tersebut tidak di gunakan dengan baik, maka yang akan terjadi adalah kerugian. Memang semasa masih muda sering mengungkapkan pepatah” masih kecil bahagia, saat muda poya-poya, waktu tua bahagia, dan saat mati masuk surga”. Itu sah-sah saja. Tidak ada yang melarangnya. Tetapi alngkah lebih baiknya jika kita itu berusaha realistik. Jangan terlalu mengelu-elukan impian. Impian adalah impian. Jika tidak ada tindakan untuk mewujudkan niscaya itu lebih pahit rasanya dari pada biji mahoni yang terjatuh dari pohonnya di saat musim angin tiba. 

Konsep semangat muda yang kurang baik selanjutnya adalah jika semangat muda itu baru tumbuh manakala rambut ini sudah beruban. Semangat muda yang baru muncul saat telah tua.

Tak dapat di bayangkan bagaimana semangat muda yang seperti ini muncul malah ketika balung dan energi tubuh ini mulai berkurang bahkan hilang. Namun jika di telisik dengan kacamata  skala prioritas, itupun belum jelek-jelek amat. Lumayan. Dari pada tidak sama sekali. Namun apakah tipe semangat muda yang seperti ini di jadikan inspirasi. Tentu hanya orang tidak waras saja yang mengagung-agungkan semangat muda yang seperti ini. 

Tipe orang yang terahir adalah tipe orang yang tidak punya semangat muda sama sekali. Lebih parah lagi jika dalam jiwa dan raga mereka tidak ada sedikitpun jiwa semangat. Semangat saja tidak ada, apalagi semangat muda. Orang seperti ini dikatakan hidup tapi tak hidup. Di sebut sebagai orang mati, tapi juga tak seperti orang mati. Dia ada tetapi seperti tidak ada. Adanya dia itu tidak ada. Namun memang sebenarnya dia ada. Merepotkan pokoknya.

Sehingga ahir konklusi dari artikulasi di atas yang terpenting adalah jika dalam diri serseorang bersemayam jiwa semangat muda dan motivasi , maka harus di buktikan dengan adanya tindakan konkrit dan realistis. Pada akhirnya apapun falsafah yang menjadi slogan hidup akan membentuk pribadi seseorang menjadi pribadi yang tangguh. Pribadi yang tidak akan lapuk oleh gerusan kerasnya kompetisi hidup dan tantangan dunia global. Sehingga seseorang akan dapat menjadi seorang individu  yang bermotivasi, memilki kapasitas sekaligus kualitas berpikir yang tinggi untuk selanjtnya akan di realisasikan dalam dunia nyata.

Oleh : @fauzin el-banjari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar